Jumat, 19 April 2013

Selamat Jalan Tajuddin :)

Bismillah.....

Bandung,10 April 2013

Kedua kalinya aku mengunjungi rumah sakit terpadat di Bandung, yaa RSHS....

Kali ini pertama kalinya aku mengunjungi pasien dengan penyakit yang tidak biasa, tumor...

Tumor yang juga tidak biasa dialami oleh orang lain, tumor yang ada di bagian bawah (pantat) nya

Bisa teman-teman bayangkan, berapa umur pasien ini?

2,5 tahun, masih sangat kecil untuk merasakan sakit yang luar biasa.

Deg Deg Deg, denyut jantungku terus berdetak kencang, akhirnya kami sampai pada ruang bedah syaraf,

Dan akhirnya kami bertemu dengan si kecil pejuanvg penyakit itu, yaa...

namanya Tajuddin :) sudah hampir 1 bulan menjalani rawat inap di RSHS....

Dalam balutan transfusi darah bukan transfusi infus, ternyata dia mengalami pendaharan karena tumornya

pecah. yaa Allah, tak terbayangkan rasa sakitnya :(

Terdiam, seakan anak ini memahami apa penyakit yang dideritanya dan memahami pula kondisi orang tuanya

transfusi darahnya ternyata tidak berjalan baik, perawat pun datang.....

Yaa, menahan rasa sakit dari selang transfusi darah yang diperbaiki sang perawat....

"Tos.... Atoss.... Nyeri.. Nyeri.... Pak :'( :'( :'(", pertama kali aku mendengar suara dari bibir kecilnya

Seharusnya hari ini jadwal tajuddin melakukan operasi. tetapi karena kondisi akibat pendarahan yang cukup

banyak dokter tidak berani mengambil keputusan untuk melakukan operasi, Operasi dilakukan sampai

benar-benar kondisinya kembali normal.

Kemoterapi atau Operasi?

Pilihan yang sulit bagi seorang dokter,

Anak sekecil itu mana mungkin kuat dikemoterapi? paparan radiasi yang sangat panas... Hmmm pasti tak

 akan mungkin dilakukan. Operasi? ada resiko lain dibalik operasi, kemungkinan terburuk dari operasi

Tajuddin berpeluang untuk tidak dapat berjalan kembali, karena bagian bawah (pantat) mengandung syaraf-

syaraf utama dan sangat riskan. Hanya mainan yang dapat menemani di ranjang tidurnya.

Kini, Ranjang tidurnya telah sepi..

Tajuddin telah merasakan sakitnya hilang....

Allah pasti memberikan jalan terbaik,

Allah tidak ingin Tajuddin merasakan skit yang begitu lama :)

 






Kiki, Si Kecil Pejuang Kehidupan

Bismillah......

Garut, 6 April 2013

Hujan, Tanah yang becek, diliputi kegelapan....

Yaa, itulah deskripsi singkat perjalanan menuju ke rumah kiki, Desa Cikajang, Kabupaten Garut

Pertama kalinya aku bertemu Kiki, sebelumnya aku sama sekali tidak mengenal bocah yang satu ini.

Sederhana,sederhana,sederhana...... kesan pertamaku terhadap bocah ini.

Ukuran rumah yang terbuat dari bilik bambu yang hampir reyot, bahkan rumah yang dibuat oleh swadaya

masyarakat. Kalo ditanya soal ukuran rumahnya? yaa mungkin 3x3 m. ukuran kamar yang jauh lebih sempit

bila dibandingkan kamar kost-ku. Canggung, yaa aku bagaikan orang asing yang tiba-tiba datang mendekat.

Sebelumnya aku hanya mengenal sosok bocah ini dari salah satu tayangan program televisi 'orang pinggiran'.

Yaa, kisah perjalanan hidup kiki salah satunya.

Walaupun hanya sebentar mengenal sosok kiki, aku yakin kisah perjalanan hidupnya tidak sebentar,

butuh perjuangan yang sangat keras. Kiki hanya tinggal dengan neneknya bernama Ma Icih. Kedua

orang tuanya meninggalkannya ketika ia berumur 3 bulan. Sampai saat ini kiki tidak pernah bertemu

kembali dengan orang tuanya. Neneknya  menderita penyakit reumatik sehingga tidak bisa berjalan sekuat

yang dulu. Terpaksalah kiki yang menjadi kepala keluarga. Pekerjaannya tentatif setiap hari, apapun

dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi tetap dengan cara yang halal mulai dari pencari alpukat

sampai pencari kayu bakar. Uang yang mampu dikumpulkannya dalam sehari sekitar Rp 3.000,00. Jika

ditanya cukup atau tidak? yaa pasti kita dapat  menjawab dengan tegas dengan uang segitu pasti tidak

mencukupi. Alhamdulillah kiki masih melanjutkan sekolah. Ketika ditanya tentang cita-cita. kiki menjawab

dengan tegas, bahwa ia ingin menjadi seorang ustadz, Subhanallah cita-cita yang jarang diinginkan ketika kita

masih kecil. Kiki ingin mengajarkan kepada orang-orang yang tinggal disekitarnya tentang ilmu agama. Kiki

hanya berharap semoga neneknya lekas sembuh dari penyakitnya. Dan masih bisa melanjutkan SMP.

Wajah kecil itu terlihat sangat lelah

Bola matanya memerah

kantong matanya berwarna kehitaman

Sangat berat beban yang ada dipundaknya

Dengan keihklasan ia menjalani ini semua

Demi harta berharga yang ia miliki satu-satunya, Neneknya



Kamis, 28 Maret 2013

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan dagin saudaranyan yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang" (Al Hujuraat:12)

Kesabaran ada batasnya?

24 Maret 2013, Babakan Siliwangi

Bismillah....
Mungkin ini pertama kalinya aku merasakan rasa kekecewaan yang sangat di sebuah organisasi sosial. Alhamdulillah sudah dua tahun aku bergabung dengan komunitas ini. Komunitas yang insya Allah berisi dengan orang-orang yang ikhlas untuk berbagi kepada orang lain. Hingga pada suatu waktu, aku merasakan akumulasi yang tidak dapat kutahan sendiri dalam diriku.
yaa mungkin saat itu aku hanya melihat suatu masalah dengan satu sisi, satu sisi kebencian terhadap teman-temanku yang lain.
Diriku diliputi dengan rasa amarah yang sangat besar, kebencian yang sangat terhadap mereka.....
sampai-sampai aku tidak menghadiri acara yang sejak du abulan lalu dipersiapkan
Tapi jujur, bukan hanya karena alasan itu pula aku tidak menghadiri acara tersebut

Kesabaran ada batasnya? agaknya menurutku kata ini tidak tepat
Allah memang menciptakan manusia sebagai hamba yang penuh lupa dan salah
kesabaran manusia memang ada batasnya, karena manusia mempunyai nafsu yang terbatas juga,
berbeda dengan para malaikat yang tidak diberi nafsu

Yuk, sama-sama kita menahan amarah ini
Disini, saya juga masih belajar
menjadi manusia pembelajar dan berusaha untuk selalu memperbaiki diri

tapi satu pesan yang ingin aku sampaikan
teruntuk para anggota komunitas ini, saya ingin kalian lebih berkomitmen dalam komunitas ini
komunitas ini butuh orang-orang seperti temen-temen
tunjukkan lebih kontribusi teman-teman
coba saja bayangkan teman-teman yang sudah bekerja keras di komunitas ini
tetapi teman-teman hanya menikmati hasil akhirnya saja ? Bukankah itu sama dengan mendzholimi anggota lain yang sudah bekerja?
Ingat teman
"Hasil akhir boleh sama, namun prosesnya lah yang berbeda"

Kamis, 24 Januari 2013

Bagaimana jika kita TUA nanti?


Bismillah.....

Alhamdulillah, kali ini pengalaman pertamaku mengunjungi panti jompo

sempat bingung, apa arti sebenarnya dari panti jompo? apakah mereka yang tidak mempunyai tempat

tinggal lalu dibawa ke panti ini atau ada anak yang karena saking sibuknya dengan rela hati    

meninggalkan orang tuanya di panti ini.selama perjalanan, kami habiskan dengan bermain bersama

teman2 di dalam angkot, kendaraan yang membawa kami kesana, yaa tepatnya desa ciparay.

Sampailah kami di desa ciparay, tak kuduga ternyata desa ciparay yang dimaksud itu, sangat dekat

dengan lokasi ketika aku melakukan pengabdian masyarakat mahasiswa TK'11. Tentu, tempat itu tak

asing bagiku, tak kusangka,bagian dalam lokasi itu adalah tempat para panti jompo. Awalnya aku

mengira itu adalah rumah penduduk, karenabentuknya yang seperti rumah biasa. Tak kusangka,

ternyata para orang tua itu telah menunggu kedatangan kami. Aku langsung mengambil duduk di

bag. belakang, ketika ditawari untuk duduk di depan, aku merasa kurang sopan terhadap mereka.

Seketika itu, meneteslah air mataku, aku pun tak tahu apa alasan terkuat aku menangis, padahal acara

berlangsung dengan menyenangkan dan penuh tawa. Aku dan Nurvita Aji berkeliling lokasi panti

jompo, berbagai macam orang-orang yang sudah tua kami lihat dengan mata kepala kami sendiri.

Ada yang tangannya melipat (mungkin kelihatan seperti orang stroke), ada yang dengan tertatih

merambat tembok-tembok hanya untuk berjalan, dan juga ada yang kami temui dan kami sempat

berbincang tetapi perbincangannya yang kurang jelas mungkin salah satu efek semakin tua tubuhnya.

 Pengalaman paling mengharukan adalah ketika mengantarkan bu irah (ibu pecinta kucing di

lapangan SR) ke ruangannya untuk istirahat. Saat itu kami sudah melihat wajah kesedihan pada bu

irah. Setitik kumpulan air mata terkumpul di sudut matanya. Pada saat kita mengantar bu irah ke

tempat tidurnya, ada teman sekamarnya, kondisi fisiknya bisa dibilang susah dalam berjalan,

awalnya ibu itu mengatakan kata seperti ingin buang air kecil,

lalu setelah itu bilang "air putih" dan kita semua terdiam karena tidak mengerti apa yang dimaksud

oleh ibu itu.

Beliau langsung beranjak dari kasurnya menuju lemari dengan langah yg tertatih2 dan hendak

mengambil air di dalam gelas hijau. Ternyata kami paham, bahwa si ibu ingin mengambil gelas yang

berisi air minum, kemudian salah satu dari kita (Mba Farida) mengambilkan dan segera kasih ke ibu

tersebut. Kami mengira ibu itu yang ingin meminum airnya

 Ternyata......

Subhanallah, dengan suara yang agak tidak jelas akhirnya kami paham bahwa ibu tersebut ingin

memberikan minum kepada ibu irah. Disitu aku terdiam, tidak peka kah aku terhadap hal2 kecil

seperti itu? #ASK MY SELF

Dan disitu aku tak kuasa menahan tangis.... kemudian aku keluar dari kamar bu irah...

Ada seorang ibu yang juga perawat bertanya padaku, "Neng, itu teh nenek kandung eneng?", saya

menjawab hanya dengan menggelengkan kepala. Wah, sampai segitunya yaa neng, padahal bukan

nenek kandung eneng.

Nanti jika sudah menjadi orang kaya, jangan lupa atuh neng sama orang tua. Jangan seperti bapak itu

(menunjuk ke ruangan depan), padahal anaknya orang kaya tetapi tinggalnya disini.

Jujur, aku sangat terharu karena semenjak aku kecil aku sudah ditinggalkan oleh kakek dan nenekku.

Aku hanya bisa melihat fotonya tanpa merasakan kasih sayang dari kakek-nenek. Bahkan, foto

kakek-nenek dari bapakku aku sudah lupa seperti apa wajahnya. Yang pasti nilai berharga dari

pengalaman pertamaku ini,

"Aku hanya ingin merasakan indahnya di hari tua"

"Menikmati indahnya kebersamaan keluarga"

"Melihat anak-anakku serta cucu-cucuku bahagia"

"Apakah kau tidak merasakan rasa ini wahai anakku"

"Aku tak butuh hartamu wahai anakku, yang kubutuhkan hanyalah keikhlasan dan keridhoan kau sebagai anak

untuk merawatku yang sudah tak berdaya ini"


-Anis Riswati- 24 Jan 2013, @Panti Jompo Desa Ciparay

Kamis, 03 Januari 2013

Gigi copot pertanda apa yaaa?


Bismillah.......

Gigi copot? akan ada sesuatu terjadi dong? hal negatif atau positif yaa?.....

menurut cerita-cerita zaman dahulu (nenek moyang), adanya gigi

copot akan ada pertanda buruk

katanya akan ada seseorang yang meninggal dalam waktu dekat

benar gak yaa? yuk coba kita pahami dalam kacamata islam

"Alhamdulillah gigi yang atas sebelah kiri sudah tinggal satu lagi,

jadi yang kiri atas tinggal satu-satunya, yang kanan atas masih 4, yang satu tinggal nunggu hari

kapan copotnya, yang satu lagi sudah goyang, semoga tahun 2013 ini sudah copot. Jadi akhir tahun

ini insya Allah yang atas tinggal 3, yang bawah masih 9.", gumam seorang abi kepada salah satu

anaknya..

sabar menunggu untuk pasang gigi yang baru di tahun yang baru (senangnya hatiku)

mungkin disini aku akan terlihat lebih ganteng dengan penampilan gigi yang baru, hihihihi...

Alhamdulillah aku juga sudah bisa makan lagi :)

"Abi belajar menghitung gigi?", tanya anakku

"Dulu waktu gigimu baru tumbuh, abi dan umi juga belajar menghitung gigi"

"Tapi berbeda, jika dulu abi menghitung sudah berapa gigimu yang tumbuh, sekarang terbalik nak,

kurang kah? masih? kapan habisnya?", jelasku

Nah terus dimanakah kacamata islam memandangnya? kok kelihatan tidak nyambung yaa?

Diatas adalah sebuah ilustrasi, saya belajar menghitung gigi bersama anak, dengan maksud agar inget

pula

Sisa waktu dibumi......

63 tahun adalah ukuran umat Nabi SAW......

Namun banyak juga sebelum umur itu telah kembali kepada

Allah SWT.....

Sudahkah kita punya banyak bekal yang akan kita bawa untuk ke akhirat? 

Rasulullah SAW bersabda: “Rebutlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara. 

Pertama, masa  sihat sebelum sakit. Kedua, masa kaya sebelum datangnya masa sempit 

(miskin). Ketiga, masa lapang sebelum tiba masa sibuk. Keempat, masa muda sebelum datang

masa tua, dan kelima, masa hidup sebelum tiba masa mati.” 

Yuk, teman-teman kita renungkan bersama. Berapa umurmu sekarang? Sudahkah kau isi waktumu

dengan hal-hal bermanfaat dan membawa kebaikan? Yakinkah umurmu masih bisa bertahan untuk

esok hari?
 

 Disini, saya sebagai penulis juga belum mampu. Saya juga masih banyak belajar. Semoga

bermanfaat untuk renungan kita semua. Satu hal yang saya ingat tugas menjadi mahasiswa muslim

adalah

"Ibadah,Belajar,Berdakwah"

Rabu, 02 Januari 2013

Cobalah Mendengarkan, kawan

Bismillah......

Nis, aku mau cerita sama kamu,"Ohh okee",jawabku

"bla bla bla..........", penjelasan yang lumayan panjang lebar dari temanku.....

"terus gimana nis menurutmu?",jawab temanku

"Ohh, maaf maaf tadi aku ga fokus",jelasku

Mungkin inilah kebiasaan burukku, jarang sekali fokus terhadap penjelasan orang lain

kadang aku marah sendiri, apakah kebiasaanku ini dapat diubah atau tidak yaa?

Akupun menceritakan kebiasaanku ini kepada teman psikologiku, yaa aku ingin tahu pandangan

teman psikologi terhadap hal ini.....

inilah faktanya saat ini Nis, "Banyak orang-orang yang hanya selalu ingin bercerita tanpa

mendengarkan cerita orang lain", "Loh knpa bisa begitu?", "yaa karena kebanyakan dari kita senang

menceritakan hal-hal bahagia ketimbang hal-hal yang sedih", "bener gaa?"

Itulah faktanya mengapa kebanyakan orang panjang lebar menceritakan hal yang membuatnya

bahagia, sedangkan sangat sedikit yang bercerita singkat tentang kesedihannya.....

Mendengarkan menurutku sesuatu yang sulit

namun PERCAYALAH KAWAN

mendengarkan itu  berarti kita telah memberikan perhatian kepada teman kita, mendengarkan suatu

hal kecil  yang berarti kita telah merasakan keadaanya baik kesedihan maupun kesenangan

empati maupun simpati......

Faktanya saat ini, kebanyakan dari kita

 "Hanya ingin Berbicara tanpa mendengarkan, Hanya ingin berpendapat tanpa ingin  dikritik, Hanya ingin bersimpati tanpa rasa empati"


Selasa, 01 Januari 2013

Ini Salah Siapa ?


seorang anak tertunduk lesu di depan toko buku ternama kota ini,
kota yang katanya penuh dengan wisata kuliner,
kota yang katanya sejuk,
kota yang katanya punya sejuta F.O,
kota yang tidak pernah habis termakan zaman,
kota sejuta hiburan,

setahun di kota ini,
pandanganku berubah,
setahun lalu, aku pikir kota ini seperti kota impian yang aku dambakan,
dan jujur aku merantau ke kota ini, untuk mengganti suasana,
tapi ternyata salah besar,
tak seindah yang kubayangkan,
bahkan lebih buruk dari yang aku bayangkan,

seorang anak tertunduk lesu di depan toko buku ternama,
dengan jilbab yang ia kenakan, ia tutpi wajahnya,
entah, ia sangat lelah ataukah ia malu dengan pekerjaannya?

suara hiruk pikuk,
mobil-mobil berlalu lalang,
bahkan bus-bus memarkirkan kendaraannya,
seketika itu pula,
sekelompok ibu-bapak yang sudah tua,
berpakain lusuh,
salah seorang diantarannya mengalami kecacatan tubuh,
tangannya mengadah belas kasihan orang lain,
entah, apakah tidak ada pekerjaan yang bisa ia kerjakan lagi? ataukah mereka memandang pekerjaan ini lebih menguntungkan?

di persimpangan lampu merah,
tangan-tangan kecil memainkan alat musiknya, gitar atau kecekran,
masih di tempat yang sama,
sekelompok anak yang berpakaian "berandal" dengan membawa lem yang ada ditangannya,
setiap menit bahkan detik,
lem itu ia hirup dalam-dalam,
entah apakah itu cara mereka menghilangkan beban mereka? atau karen lingkungan mereka yang mendukung?

yang pasti, hampir setahun di kota ini,
tak ada bedanya dengan di kota-kota lainnya,
banyak pelajaran yang telah saya dapatkan,
saya tidak dapat berharap banyak,
yang paling saya harapkan dari kota ini,
semoga 2013, kota ini menjadi kota bebas anak jalanan,
kota dengan biaya pendidikan gratis bagi anak jalanan,pengemis,atau yang kurang mampu,
yaaa, saya hanya mahasiswa yang belum mampu berkontribusi banyak...


Bagaimana dengan keadaan di kota perantauan mu kawan?