Bismillah......
Garut, 6 April 2013
Hujan, Tanah yang becek, diliputi kegelapan....
Yaa, itulah deskripsi singkat perjalanan menuju ke rumah kiki, Desa Cikajang, Kabupaten Garut
Pertama kalinya aku bertemu Kiki, sebelumnya aku sama sekali tidak mengenal bocah yang satu ini.
Sederhana,sederhana,sederhana...... kesan pertamaku terhadap bocah ini.
Ukuran rumah yang terbuat dari bilik bambu yang hampir reyot, bahkan rumah yang dibuat oleh swadaya
masyarakat. Kalo ditanya soal ukuran rumahnya? yaa mungkin 3x3 m. ukuran kamar yang jauh lebih sempit
bila dibandingkan kamar kost-ku. Canggung, yaa aku bagaikan orang asing yang tiba-tiba datang mendekat.
Sebelumnya aku hanya mengenal sosok bocah ini dari salah satu tayangan program televisi 'orang pinggiran'.
Yaa, kisah perjalanan hidup kiki salah satunya.
Walaupun hanya sebentar mengenal sosok kiki, aku yakin kisah perjalanan hidupnya tidak sebentar,
butuh perjuangan yang sangat keras. Kiki hanya tinggal dengan neneknya bernama Ma Icih. Kedua
orang tuanya meninggalkannya ketika ia berumur 3 bulan. Sampai saat ini kiki tidak pernah bertemu
kembali dengan orang tuanya. Neneknya menderita penyakit reumatik sehingga tidak bisa berjalan sekuat
yang dulu. Terpaksalah kiki yang menjadi kepala keluarga. Pekerjaannya tentatif setiap hari, apapun
dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi tetap dengan cara yang halal mulai dari pencari alpukat
sampai pencari kayu bakar. Uang yang mampu dikumpulkannya dalam sehari sekitar Rp 3.000,00. Jika
ditanya cukup atau tidak? yaa pasti kita dapat menjawab dengan tegas dengan uang segitu pasti tidak
mencukupi. Alhamdulillah kiki masih melanjutkan sekolah. Ketika ditanya tentang cita-cita. kiki menjawab
dengan tegas, bahwa ia ingin menjadi seorang ustadz, Subhanallah cita-cita yang jarang diinginkan ketika kita
masih kecil. Kiki ingin mengajarkan kepada orang-orang yang tinggal disekitarnya tentang ilmu agama. Kiki
hanya berharap semoga neneknya lekas sembuh dari penyakitnya. Dan masih bisa melanjutkan SMP.
Wajah kecil itu terlihat sangat lelah
Bola matanya memerah
kantong matanya berwarna kehitaman
Sangat berat beban yang ada dipundaknya
Dengan keihklasan ia menjalani ini semua
Demi harta berharga yang ia miliki satu-satunya, Neneknya
Garut, 6 April 2013
Hujan, Tanah yang becek, diliputi kegelapan....
Yaa, itulah deskripsi singkat perjalanan menuju ke rumah kiki, Desa Cikajang, Kabupaten Garut
Pertama kalinya aku bertemu Kiki, sebelumnya aku sama sekali tidak mengenal bocah yang satu ini.
Sederhana,sederhana,sederhana...... kesan pertamaku terhadap bocah ini.
Ukuran rumah yang terbuat dari bilik bambu yang hampir reyot, bahkan rumah yang dibuat oleh swadaya
masyarakat. Kalo ditanya soal ukuran rumahnya? yaa mungkin 3x3 m. ukuran kamar yang jauh lebih sempit
bila dibandingkan kamar kost-ku. Canggung, yaa aku bagaikan orang asing yang tiba-tiba datang mendekat.
Sebelumnya aku hanya mengenal sosok bocah ini dari salah satu tayangan program televisi 'orang pinggiran'.
Yaa, kisah perjalanan hidup kiki salah satunya.
Walaupun hanya sebentar mengenal sosok kiki, aku yakin kisah perjalanan hidupnya tidak sebentar,
butuh perjuangan yang sangat keras. Kiki hanya tinggal dengan neneknya bernama Ma Icih. Kedua
orang tuanya meninggalkannya ketika ia berumur 3 bulan. Sampai saat ini kiki tidak pernah bertemu
kembali dengan orang tuanya. Neneknya menderita penyakit reumatik sehingga tidak bisa berjalan sekuat
yang dulu. Terpaksalah kiki yang menjadi kepala keluarga. Pekerjaannya tentatif setiap hari, apapun
dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi tetap dengan cara yang halal mulai dari pencari alpukat
sampai pencari kayu bakar. Uang yang mampu dikumpulkannya dalam sehari sekitar Rp 3.000,00. Jika
ditanya cukup atau tidak? yaa pasti kita dapat menjawab dengan tegas dengan uang segitu pasti tidak
mencukupi. Alhamdulillah kiki masih melanjutkan sekolah. Ketika ditanya tentang cita-cita. kiki menjawab
dengan tegas, bahwa ia ingin menjadi seorang ustadz, Subhanallah cita-cita yang jarang diinginkan ketika kita
masih kecil. Kiki ingin mengajarkan kepada orang-orang yang tinggal disekitarnya tentang ilmu agama. Kiki
hanya berharap semoga neneknya lekas sembuh dari penyakitnya. Dan masih bisa melanjutkan SMP.
Wajah kecil itu terlihat sangat lelah
Bola matanya memerah
kantong matanya berwarna kehitaman
Sangat berat beban yang ada dipundaknya
Dengan keihklasan ia menjalani ini semua
Demi harta berharga yang ia miliki satu-satunya, Neneknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar