Kamis, 24 Januari 2013

Bagaimana jika kita TUA nanti?


Bismillah.....

Alhamdulillah, kali ini pengalaman pertamaku mengunjungi panti jompo

sempat bingung, apa arti sebenarnya dari panti jompo? apakah mereka yang tidak mempunyai tempat

tinggal lalu dibawa ke panti ini atau ada anak yang karena saking sibuknya dengan rela hati    

meninggalkan orang tuanya di panti ini.selama perjalanan, kami habiskan dengan bermain bersama

teman2 di dalam angkot, kendaraan yang membawa kami kesana, yaa tepatnya desa ciparay.

Sampailah kami di desa ciparay, tak kuduga ternyata desa ciparay yang dimaksud itu, sangat dekat

dengan lokasi ketika aku melakukan pengabdian masyarakat mahasiswa TK'11. Tentu, tempat itu tak

asing bagiku, tak kusangka,bagian dalam lokasi itu adalah tempat para panti jompo. Awalnya aku

mengira itu adalah rumah penduduk, karenabentuknya yang seperti rumah biasa. Tak kusangka,

ternyata para orang tua itu telah menunggu kedatangan kami. Aku langsung mengambil duduk di

bag. belakang, ketika ditawari untuk duduk di depan, aku merasa kurang sopan terhadap mereka.

Seketika itu, meneteslah air mataku, aku pun tak tahu apa alasan terkuat aku menangis, padahal acara

berlangsung dengan menyenangkan dan penuh tawa. Aku dan Nurvita Aji berkeliling lokasi panti

jompo, berbagai macam orang-orang yang sudah tua kami lihat dengan mata kepala kami sendiri.

Ada yang tangannya melipat (mungkin kelihatan seperti orang stroke), ada yang dengan tertatih

merambat tembok-tembok hanya untuk berjalan, dan juga ada yang kami temui dan kami sempat

berbincang tetapi perbincangannya yang kurang jelas mungkin salah satu efek semakin tua tubuhnya.

 Pengalaman paling mengharukan adalah ketika mengantarkan bu irah (ibu pecinta kucing di

lapangan SR) ke ruangannya untuk istirahat. Saat itu kami sudah melihat wajah kesedihan pada bu

irah. Setitik kumpulan air mata terkumpul di sudut matanya. Pada saat kita mengantar bu irah ke

tempat tidurnya, ada teman sekamarnya, kondisi fisiknya bisa dibilang susah dalam berjalan,

awalnya ibu itu mengatakan kata seperti ingin buang air kecil,

lalu setelah itu bilang "air putih" dan kita semua terdiam karena tidak mengerti apa yang dimaksud

oleh ibu itu.

Beliau langsung beranjak dari kasurnya menuju lemari dengan langah yg tertatih2 dan hendak

mengambil air di dalam gelas hijau. Ternyata kami paham, bahwa si ibu ingin mengambil gelas yang

berisi air minum, kemudian salah satu dari kita (Mba Farida) mengambilkan dan segera kasih ke ibu

tersebut. Kami mengira ibu itu yang ingin meminum airnya

 Ternyata......

Subhanallah, dengan suara yang agak tidak jelas akhirnya kami paham bahwa ibu tersebut ingin

memberikan minum kepada ibu irah. Disitu aku terdiam, tidak peka kah aku terhadap hal2 kecil

seperti itu? #ASK MY SELF

Dan disitu aku tak kuasa menahan tangis.... kemudian aku keluar dari kamar bu irah...

Ada seorang ibu yang juga perawat bertanya padaku, "Neng, itu teh nenek kandung eneng?", saya

menjawab hanya dengan menggelengkan kepala. Wah, sampai segitunya yaa neng, padahal bukan

nenek kandung eneng.

Nanti jika sudah menjadi orang kaya, jangan lupa atuh neng sama orang tua. Jangan seperti bapak itu

(menunjuk ke ruangan depan), padahal anaknya orang kaya tetapi tinggalnya disini.

Jujur, aku sangat terharu karena semenjak aku kecil aku sudah ditinggalkan oleh kakek dan nenekku.

Aku hanya bisa melihat fotonya tanpa merasakan kasih sayang dari kakek-nenek. Bahkan, foto

kakek-nenek dari bapakku aku sudah lupa seperti apa wajahnya. Yang pasti nilai berharga dari

pengalaman pertamaku ini,

"Aku hanya ingin merasakan indahnya di hari tua"

"Menikmati indahnya kebersamaan keluarga"

"Melihat anak-anakku serta cucu-cucuku bahagia"

"Apakah kau tidak merasakan rasa ini wahai anakku"

"Aku tak butuh hartamu wahai anakku, yang kubutuhkan hanyalah keikhlasan dan keridhoan kau sebagai anak

untuk merawatku yang sudah tak berdaya ini"


-Anis Riswati- 24 Jan 2013, @Panti Jompo Desa Ciparay

Tidak ada komentar:

Posting Komentar