Bismillah.....
Alhamdulillah, kali ini pengalaman pertamaku mengunjungi panti jompo
sempat bingung, apa arti sebenarnya dari panti jompo? apakah mereka yang tidak mempunyai tempat
tinggal lalu dibawa ke panti ini atau ada anak yang karena saking sibuknya dengan rela hati
meninggalkan orang tuanya di panti ini.selama perjalanan, kami habiskan dengan bermain bersama
teman2 di dalam angkot, kendaraan yang membawa kami kesana, yaa tepatnya desa ciparay.
Sampailah kami di desa ciparay, tak kuduga ternyata desa ciparay yang dimaksud itu, sangat dekat
dengan lokasi ketika aku melakukan pengabdian masyarakat mahasiswa TK'11. Tentu, tempat itu tak
asing bagiku, tak kusangka,bagian dalam lokasi itu adalah tempat para panti jompo. Awalnya aku
mengira itu adalah rumah penduduk, karenabentuknya yang seperti rumah biasa. Tak kusangka,
ternyata para orang tua itu telah menunggu kedatangan kami. Aku langsung mengambil duduk di
bag. belakang, ketika ditawari untuk duduk di depan, aku merasa kurang sopan terhadap mereka.
Seketika itu, meneteslah air mataku, aku pun tak tahu apa alasan terkuat aku menangis, padahal acara
berlangsung dengan menyenangkan dan penuh tawa. Aku dan Nurvita Aji berkeliling lokasi panti
jompo, berbagai macam orang-orang yang sudah tua kami lihat dengan mata kepala kami sendiri.
Ada yang tangannya melipat (mungkin kelihatan seperti orang stroke), ada yang dengan tertatih
merambat tembok-tembok hanya untuk berjalan, dan juga ada yang kami temui dan kami sempat
berbincang tetapi perbincangannya yang kurang jelas mungkin salah satu efek semakin tua tubuhnya.
Pengalaman paling mengharukan adalah ketika mengantarkan bu irah (ibu pecinta kucing di
lapangan SR) ke ruangannya untuk istirahat. Saat itu kami sudah melihat wajah kesedihan pada bu
irah. Setitik kumpulan air mata terkumpul di sudut matanya. Pada saat kita mengantar bu irah ke
tempat tidurnya, ada teman sekamarnya, kondisi fisiknya bisa dibilang susah dalam berjalan,
awalnya ibu itu mengatakan kata seperti ingin buang air kecil,
lalu setelah itu bilang "air putih" dan kita semua terdiam karena tidak mengerti apa yang dimaksud
oleh ibu itu.
Beliau langsung beranjak dari kasurnya menuju lemari dengan langah yg tertatih2 dan hendak
mengambil air di dalam gelas hijau. Ternyata kami paham, bahwa si ibu ingin mengambil gelas yang
berisi air minum, kemudian salah satu dari kita (Mba Farida) mengambilkan dan segera kasih ke ibu
tersebut. Kami mengira ibu itu yang ingin meminum airnya
Ternyata......
Subhanallah, dengan suara yang agak tidak jelas akhirnya kami paham bahwa ibu tersebut ingin
memberikan minum kepada ibu irah. Disitu aku terdiam, tidak peka kah aku terhadap hal2 kecil
seperti itu? #ASK MY SELF
Dan disitu aku tak kuasa menahan tangis.... kemudian aku keluar dari kamar bu irah...
Ada seorang ibu yang juga perawat bertanya padaku, "Neng, itu teh nenek kandung eneng?", saya
menjawab hanya dengan menggelengkan kepala. Wah, sampai segitunya yaa neng, padahal bukan
nenek kandung eneng.
Nanti jika sudah menjadi orang kaya, jangan lupa atuh neng sama orang tua. Jangan seperti bapak itu
(menunjuk ke ruangan depan), padahal anaknya orang kaya tetapi tinggalnya disini.
Jujur, aku sangat terharu karena semenjak aku kecil aku sudah ditinggalkan oleh kakek dan nenekku.
Aku hanya bisa melihat fotonya tanpa merasakan kasih sayang dari kakek-nenek. Bahkan, foto
kakek-nenek dari bapakku aku sudah lupa seperti apa wajahnya. Yang pasti nilai berharga dari
pengalaman pertamaku ini,
"Aku hanya ingin merasakan indahnya di hari tua"
"Menikmati indahnya kebersamaan keluarga"
"Melihat anak-anakku serta cucu-cucuku bahagia"
"Apakah kau tidak merasakan rasa ini wahai anakku"
"Aku tak butuh hartamu wahai anakku, yang kubutuhkan hanyalah keikhlasan dan keridhoan kau sebagai anak
untuk merawatku yang sudah tak berdaya ini"
-Anis Riswati- 24 Jan 2013, @Panti Jompo Desa Ciparay